Maaf :)
Suatu hari nanti, jika aku diberi kesempatan oleh Tuhanku, Pak, Bu, aku akan menjadi orang tua juga. Aku akan merasakan betapa beratnya menjadi engkau berdua. Betapa sedihnya mungkin engkau dengan keputus-asaanku, dengan kesedihan-kesedihanku juga. Dan aku harus berhenti bersedih karena tak ingin anakku besok menjadi rapuh sepertiku.
Pak, Bu, doakan aku. Aku ingin menjadi pribadi yang kuat hatinya. Aku butuh ridha engkau berdua supaya aku juga mendapat ridha Tuhanku atas segala urusan-urusanku. Aku ingin minta maaf banyak sekali. Tapi aku lebih ingin aku membuktikan pada engkau bahwa aku akan semakin membaik. Meski saat menulis ini, badai di kepalaku riuh sekali.
Badai. Badai yang ingin kutuntaskan tapi tak tuntas-tuntas.
Pak, Bu, doakan aku, supaya aku menjadi orang yang senantiasa beriman hingga akhir. Berhenti menyalahkan takdir, berhenti menuntut semuanya agar mengertiku.
Aku kacau. Tapi aku tahu, jika terus bercerita kepada engkau, engkaulah yang justru akan kacau. Aku sudah sering menjadi penyebab tangismu. Melukaimu. Aku tidak ingin aku membuat engkau menangis sampai aku dewasa nanti.
Pak, Bu, aku pernah membaca caption seseorang di story WhatsApp, story yang membuatku rasanya ingin berbenah secepat-cepatnya. Bunyinya, "Jangan menjadi alasan seseorang menangis di atas sajadahnya." Aku sering membuat engkau menangis kelihatannya Pak, Bu. Dengan segala gerutuku, dengan aku yang beberapa kali berontak, dan marah besar.
Doakan aku, ya. Barangkali jika engkau berdua ridha atasku, ridha Allah pun akan mengalir deras dalam hidupku.