BK

by - October 09, 2025

Hidup tidak berjalan dengan sistem “aku adalah korban, aku tersakiti dan dia berhak menerima rasa sakit yang sama 
denganku,"

Namun, hidup adalah tentang bagaimana kita sebagai manusia yang menderita mau dan berusaha untuk memutus rantai derita dari pola-pola yang sama.

Penulis: Pijar Psikologi
Penerbit: PT. Elex Media Komputindo
Tahun Terbit: 2020
Halaman: 40

Kadang dalam hidup, kita dihadapkan pada tantangan. Sebetulnya, aku selalu suka diksi tantangan daripada hambatan, rintangan, gangguan, ancaman. 

Barangkali, cara kita memandang diksi akan mencerminkan bagaimana cara kita memandang situasi. 

Pijar Psikologi, adalah salah satu website yang aku temukan di internet saat sedang ngasal mencari referensi jurusan kuliah, saat itu aku ingin masuk psikologi. 

Aku merasa, "Wah namanya mengandung kata 'pijar', indah sekali,"

Aku scroll sampai akar-akarnya dan mengapa website ini teduh sekali, lalu menyalakan sedikit percik kecil untuk semangatku. 

Menurutku, kita adalah manusia. Punya salah dan sesekali mungkin salah yang sangat besar. Namun, sesalah-salahnya manusia, pasti ada sisi baiknya. 

Contoh: galak namun dermawan, pelit namun suka bekerja keras, bodoh namun suka berbagi. 

Dan sebaliknya, kita bukan malaikat. 

Baik, namun kadang tak sadar menuntut balas budi. Dermawan, namun kadang tak sadar menyakiti. Ceria, namun melelahkan pendengar. 

Karena manusia telah dijelaskan bahwa kita dan dunia adalah tempatnya berkeluhkesah juga bersusah payah. 

Namun, tidak selalu untuk dinormalisasi. 

Pijar Psikologi, kupikir hanya website, ternyata jauh lebih dari itu, mereka menulis buku. Di kotaku, aku pernah melihat harga buku itu, dan wow fantastis, jadi aku urung membeli dan mengandalkan lagi-lagi, perpustakaan. 

Jadi, aku yang dulu sok-sokan selalu mengomentari parenting, khususnya untuk selalu berlemahlembut berlebihan dan memanjakan, kini menyadari bahwa untuk beberapa situasi, kita boleh sekali tegas. 

Kata salah satu saudaraku yang guru BK, "tapi jika dengan tegas itu menyesaikan masalah. jadi kalau tidak, berarti itu bukan selalu solusinya,"

Aku kebetulan ketika kuliah semester 2 mendapat mata kuliah bimbingan dan konseling untuk anak SD. Dan ketika melihat KRS dan RPS-nya, ternyata kompleks juga ya. Kupikir bimbingan konseling hanya sebatas kita curhat dan berkonsultasi dengan guru BK. 

Ternyata di RPS, ada yang namanya Instrumentasi BK, yaitu bagaimana cara kita melakukan pendekatan, baik administratif maupun personal, untuk memberi treatment terbaik sesuai dengan kondisi masing-masing siswa. 

Kami diminta menyusun angket, membuat survey, kuisioner keluarga dan lingkungan siswa, menganalisis tes IQ, SQ, EQ, wawancara, sosiometri, WAIS, dan sebagainya. 

Ternyata, menjadi guru BK tak sesederhana itu.

Dan aku juga pernah membaca salah satu quotes yang membuatku sangat ingin tobat dan sedang berusaha tobat, ditulis begini, aku lupa siapa penulisnya:

"Kamu memang tidak diminta dilahirkan, tapi orangtua juga tidak bisa memilih minta melahirkan anak yang wataknya seperti kamu, jadi sebetulnya kedua belah pihak sama-sama berjuang,"

Saya kesal awalnya, tapi satu minggu berselang saya menangis hanya dari satu quotes yang tidak sampai dua paragraf :') dan kini rasa bersalah saya selalu setiap hari karena Ibu dan Bapak menua dan LDR keluarga. 

Jadi, sebisa mungkin ketika beliau berdua sedang pulang, saya selalu kebagian jaga rumah, saya akan memasak banyak sekali, akan membuat minuman, membukakan pintu, dan h-1 akan prepare rumah dalam keadaan menyenangkan. 

Dan betapa baiknya penulis quotes itu, menampar dengan keras namun bermakna, dan Alhamdulillah keluarga saya sekarang menjadi keluarga cemara 😭🤍

Alhamdulillah, siapa pun penulis itu, barakallaahu fiikum :)

You May Also Like

0 comments