Belakangan Ini Kita Jadi Banyak Membaca
Hari-hari ini, kegemaran kita barangkali adalah membaca: bagaimana kita tumbuh, bagaimana hujan jatuh --dan kita jadi tenang-- bagaimana daun gugur, kita ikut gugur, bagaimana musim semi juga turut memekarkan bunga-bunga dalam jiwa kita.
Musim, cuaca, pergantian siang dan malam, yang mendukung kita hidup sebagai manusia. Tidak tetap, berganti, dan kita pun bergerak. Dan kita pun lalu kadang-kadang bingung sendiri, belum siap dengan cuaca, dengan hal-hal --yang barangkali menyebalkan-- di bumi.
Katanya jangan sembunyi di bumi. Bumi terlalu luas, di mana pun kita menutup-nutupi wajah dan diri sendiri, pergi di sudut-sudut yang kita kira tidak ada yang lihat, ternyata secara misterius, beberapa orang masih menyaksikan kita.
Penglihatan yang ilegal. Stalker yang tidak berhenti melihat-lihat diam-diam akun Instagram kita dan sengaja tidak meninggalkan jejak apa pun. Kita pasti tahu, beberapa situs web menyajikan fitur melihat profil dan story Instagram orang lain tanpa muncul nama mereka di daftar viewer story kita. Dunia sekarang tidak punya rahasia, dunia sekarang transparan dan menyeramkan.
Padahal memiliki dan memelihara rahasia adalah perasaan yang istimewa. Perasaan yang diam-diam sangatlah mengesankan. Doa yang diam-diam, memberi yang diam-diam, memang tidak memenuhi kebutuhan kita akan pengakuan-pengakuan --yang katanya di dunia belakangan ini jadi sangat penting-- tapi mereka semua menentramkan kita.
Kenapa harus juga, kita menjadi baik, menjadi baik-baik saja maksudnya, di hadapan wajah-wajah orang lain. Di jalan, di mall yang tidak menjual kesedihan. Amarah tidak diterima dengan baik kecuali oleh diri sendiri.
Dan mirisnya, beberapa diri, beberapa dari kita, tidak menerima apa pun, semuanya, benar-benar semuanya; emosi negatif dalam diri kita.
0 comments