Alasan Mengapa Saya Begitu Mencintai Orang yang Menulis
Sebelum saya banyak menulis seperti sekarang, saya lebih dulu mencintai orang-orang yang menulis. Rasa cinta yang besar, sampai-sampai saya ingin sekali suatu hari berkesempatan bertemu dengan mereka. Tadi, dan belakangan ini, saya sedang suka membaca dan merenungi caption seseorang di Instagram, Kak Fauzan Al-Rasyid. Saya pikir hampir semua orang, khususnya mahasiswa, mengetahui beliau. Beliau adalah seorang dosen, editor di sebuah media Rusia, dan kreator konten seputar kebahasaan. Saya senang dengan takarir panjangnya di feed-feed instagram, cara beliau dengan sangat rapi menulisnya, bagaimana kepribadiannya, bagaimana kedekatan beliau dengan mahasiswa-mahasiswinya.
Saya seperti menemukan figur seorang dosen yang hangat dan bersahabat. Salah satu takarir yang paling membekas dalam ingatan saya adalah cerita tentang betapa beliau menginginkan para mahasiswanya terbuka dan mau bercerita pada beliau. Beliau ingin dapat menjadi sosok sahabat dan bagian dari solusi atas masalah-masalah mereka. Beliau selalu bilang, kalau mahasiswanya ada yang sedang dalam kesulitan, mungkin biaya kuliah, ceritakan saja. "Mungkin saya bisa bantu, mungkin saya bisa ajak kalian yang sedang kesulitan untuk magang dengan saya, atau saya bisa hubungi teman saya barangkali mereka sedang membutuhkan orang-orang untuk bekerja di perusahaannya." Saya terharu dan menangis ketika dulu membacanya. Saya pikir pendidik-pendidik yang seperti inilah yang sangat dibutuhkan oleh kita sebagai pelajar. Bagaimana seseorang bisa mengajar, bisa menjadi teman, mentor, partner bercerita, sosok yang memang secara fisik hanya satu tapi bisa menjelma semuanya.
Banyak orang-orang yang menulis yang akhirnya menjadi daftar manusia-manusia paling saya cintai seumur hidup. Kak Tsana 'Rintik Sedu', Kak Syahid Muhammad, dan beberapa penulis lain. Tentu di luar mereka yang menulis, saya juga mencintai banyak orang. Saya mencintai dan sangat kagum pada orang-orang yang mudah menebar cintanya pada orang lain, tidak segan mengucapkan bahwa mereka mencintainya, selalu mengapresiasi banyak orang tanpa memandang mereka ini follower, teman, atau rekan kerja. Cinta menjadikan kita memandang sesuatu sebagai segala hal yang indah. Perasaan ini menyentuh kita, membuat kita merasa bahagia menjadi manusia.
Karena saya mencintai menulis, tentu saya mencintai orang-orang yang menulis. Orang-orang yang suka bermain musik, pastilah juga memiliki musisi-musisi idola. Dengan memiliki sosok panutan, bukan berarti kita suka seluruhnya yang ada pada mereka dan menjadikan kita buta. Tapi sosok-sosok panutan seperti ini, membuat kita semangat, membuat kita merasa mau untuk terus berjalan. Menyaksikan kisah panjang mereka dari awal hingga sekarang, tentu menyalakan api yang besar dalam diri kita, dan semoga saja, tidak padam.
0 comments