Mengatasi Fase Depresif pada Bipolar Disorder
by
Iqlima Hawa
- August 04, 2020
Bipolar disorder adalah sebuah kondisi mental dimana penyintasnya akan mengalami perubahan mood atau suasana hati yang ekstrem. Bipolar secara bahasa bermakna dua kutub, yang artinya terdapat dua suasana perasaan, yaitu kutub positif (manic/perasaan senang sekali) dan kutub negatif (depressive/sedih sekali). Dua jenis perasaan ini terjadi secara periodik dan penyintasnya seringkali kelelahan menghadapi extreme mood swingnya.
Nah, kali ini, Iqlima ingin membagikan beberapa tips, yang barangkali berguna untuk teman-teman yang mengidap bipolar maupun yang sedang menjadi caregiver bagi ODB. Oh iya, tulisan ini juga Iqlima tujukan untuk diri Iqlima sendiri, karena beberapa hari terakhir sedang melalui fase depresif yang berat dan ingin men-treatment-nya melalui menulis ini.
Oke, silakan dibaca, yaa.
1. Coba sadari bahwa fase depresif kita ini memang bagian dari hidup kita.
Memang pasti awalnya sulit untuk menerima diagnosis psikiater bahwa kita mengidap bipolar disorder. Iqlima juga ngalamin kok. Bagaimana ngga enaknya hidup dengan mood yang ngga tentu, yang kadang menghambat aktivitas, sampai ada keinginan buat bunuh diri karena saking ngga kuatnya. Tapi please, stop ya keinginan buat bunuh dirinya. Kita ini berharga. Hanya saja kita sedikit berbeda. Sadari bahwa ini adalah rencana terindah Tuhan yang telah disiapkan untuk kita. Orang dengan bipolar di samping merasakan fase manicnya, juga pasti akan mengalami fase depresif. Yang rasanya itu malas bergerak, sedih berkepanjangan, menangis terlalu sering, dan sederet hal ngga enak lainnya. Tapi, yuk, sadari dulu, bahwa itu bagian dari hidup kita. Yang ngga bisa ditolak. Dengan menanamkan awareness ini pada diri kita, semoga kita bisa lebih menghargai hidup kita.
2. Kalau mau menangis, menangislah.
Menangis memang seringkali tidak menyelesaikan masalah, tapi percayalah, kita ini juga manusia, berhak menangis atas apa saja. Lagipula, menangis juga bisa melegakan perasaan. Jangan larang diri kita untuk menangis, ya.
3. Tetap minum obat.
Obat-obatan yang diberikan psikiater berfungsi untuk menstabilkan mood. Dan itu benar-benar harus kita konsumsi karena jika kita lepas obat akan lebih fatal akibatnya. Jadi, selama psikiater masih memerintahkan untuk minum obat, minumlah.
4. Lakukan hobi.
Terapi hobi ini sangat dianjurkan bagi penyintas bipolar. Ketika kita sedang berada di fase depresif, coba pelan-pelan untuk tidak tidur seharian dan melakukan hobi kita. Sulit? Jelas. Sulit banget. Iqlima saja baru mood menulis saat hari keempat dari fase ini. Tapi ngga papa, pelan-pelan. Hobi membantu kita untuk lebih bahagia dan tidak tenggelam dalam keputus-asaan.
5. Tetap beribadah dan berdo'a
Ya, hal ini tetap mutlak kita perlukan. Karena segala ketenangan adalah Tuhan yang menciptakan. Jadi jemputlah. Mintalah pada Tuhan agar kita dikuatkan dan diberi ketabahan lebih untuk menghadapi fase ini.
6. Bercerita dan meminta bantuan kepada teman juga profesional.
Tidak dapat dipungkiri, kadang kita belum sepenuhnya merasa lega walau sudah melakukan 5 hal di atas, maka ini langkah terakhir yang bisa dilakukan. Hati kita akan terlalu lelah jika hanya menyimpan semua perasaan sendirian. Maka ceritakanlah pada teman, pada keluarga, atau siapapun yang bisa dipercaya. Bisa juga meminta bantuan profesional seperti psikolog untuk meminta solusi atas permasalahan kita.
Ya, mungkin tips-tips ini yang dapat Iqlima bagikan pada teman-teman. Tetap semangat. Kita ngga perlu malu bahwa kita punya mental illness. Banyak kok kisah sukses yang lahir dari mereka-mereka yang seperti kita. Yuk, jadi salah satunya.
Sumber gambar :
https://nationalgeographic.grid.id/read/13309279/temuan-baru-ungkap-tanda-tanda-awal-dari-ganguan-bipolar?page=all
Nah, kali ini, Iqlima ingin membagikan beberapa tips, yang barangkali berguna untuk teman-teman yang mengidap bipolar maupun yang sedang menjadi caregiver bagi ODB. Oh iya, tulisan ini juga Iqlima tujukan untuk diri Iqlima sendiri, karena beberapa hari terakhir sedang melalui fase depresif yang berat dan ingin men-treatment-nya melalui menulis ini.
Oke, silakan dibaca, yaa.
1. Coba sadari bahwa fase depresif kita ini memang bagian dari hidup kita.
Memang pasti awalnya sulit untuk menerima diagnosis psikiater bahwa kita mengidap bipolar disorder. Iqlima juga ngalamin kok. Bagaimana ngga enaknya hidup dengan mood yang ngga tentu, yang kadang menghambat aktivitas, sampai ada keinginan buat bunuh diri karena saking ngga kuatnya. Tapi please, stop ya keinginan buat bunuh dirinya. Kita ini berharga. Hanya saja kita sedikit berbeda. Sadari bahwa ini adalah rencana terindah Tuhan yang telah disiapkan untuk kita. Orang dengan bipolar di samping merasakan fase manicnya, juga pasti akan mengalami fase depresif. Yang rasanya itu malas bergerak, sedih berkepanjangan, menangis terlalu sering, dan sederet hal ngga enak lainnya. Tapi, yuk, sadari dulu, bahwa itu bagian dari hidup kita. Yang ngga bisa ditolak. Dengan menanamkan awareness ini pada diri kita, semoga kita bisa lebih menghargai hidup kita.
2. Kalau mau menangis, menangislah.
Menangis memang seringkali tidak menyelesaikan masalah, tapi percayalah, kita ini juga manusia, berhak menangis atas apa saja. Lagipula, menangis juga bisa melegakan perasaan. Jangan larang diri kita untuk menangis, ya.
3. Tetap minum obat.
Obat-obatan yang diberikan psikiater berfungsi untuk menstabilkan mood. Dan itu benar-benar harus kita konsumsi karena jika kita lepas obat akan lebih fatal akibatnya. Jadi, selama psikiater masih memerintahkan untuk minum obat, minumlah.
4. Lakukan hobi.
Terapi hobi ini sangat dianjurkan bagi penyintas bipolar. Ketika kita sedang berada di fase depresif, coba pelan-pelan untuk tidak tidur seharian dan melakukan hobi kita. Sulit? Jelas. Sulit banget. Iqlima saja baru mood menulis saat hari keempat dari fase ini. Tapi ngga papa, pelan-pelan. Hobi membantu kita untuk lebih bahagia dan tidak tenggelam dalam keputus-asaan.
5. Tetap beribadah dan berdo'a
Ya, hal ini tetap mutlak kita perlukan. Karena segala ketenangan adalah Tuhan yang menciptakan. Jadi jemputlah. Mintalah pada Tuhan agar kita dikuatkan dan diberi ketabahan lebih untuk menghadapi fase ini.
6. Bercerita dan meminta bantuan kepada teman juga profesional.
Tidak dapat dipungkiri, kadang kita belum sepenuhnya merasa lega walau sudah melakukan 5 hal di atas, maka ini langkah terakhir yang bisa dilakukan. Hati kita akan terlalu lelah jika hanya menyimpan semua perasaan sendirian. Maka ceritakanlah pada teman, pada keluarga, atau siapapun yang bisa dipercaya. Bisa juga meminta bantuan profesional seperti psikolog untuk meminta solusi atas permasalahan kita.
Ya, mungkin tips-tips ini yang dapat Iqlima bagikan pada teman-teman. Tetap semangat. Kita ngga perlu malu bahwa kita punya mental illness. Banyak kok kisah sukses yang lahir dari mereka-mereka yang seperti kita. Yuk, jadi salah satunya.
Sumber gambar :