Tips Belajar, Ala Iqlima
Hai kawan-kawan semua, kali ini Iqlima mau coba nih, bahas tentang cara belajar. Sebenarnya ini cuma sekadar sharing, siapa tau berguna, hehe. Jadi intro dulu bentar boleh, ya. Jadi Iqlima kebetulan dan Alhamdulillah Tuhan berikan nikmat yang luar biasa. Harta terberharga. Yaitu kemampuan berpikir, penalaran, dan analisis --yang katanya sih-- di atas rata-rata. Maka dari itu, berlandaskan keinginan terpendam dan saran teman-teman, Iqlima mau sedikit mengupas cara belajar berdasarkan xp (pengalaman) Iqlima selama ini. Ok, check these out yaa! Iqlima punya prinsip
Satu Individu, Banyak Gaya Belajar
Nah, mungkin kita, juga Iqlima tentunya, pernah dan sering mendengar tentang gaya belajar. Jadi sudah ngga asing, yaa. Secara umum, gaya belajar dibedakan menjadi tiga. Yaitu gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik. Well, kupas sedikit, ya.
Jika kita memiliki kebiasaan dan hobi membaca buku dengan banyak warna, berarti gaya belajar kita visual. Termasuk bagi teman-teman nih, yang suka bikin rangkuman pakai spidol warna-warni, memberi highlight ketika baca lks atau buku pelajaran, dan rela bela-belain beli binder, drawing pen, etc, buat review pelajaran di kelas. Selamat, berarti teman-teman anak yang tekun :))) ^^
Nah, ada juga, nih, yang kadang entah kenapa malas sekali rasanya --rasanya loh ya-- buat mencatat. Mending dengerin langsung video-video bimbel di youtube, atau kalo belajar sambil dengerin musik klasik yang ngebaperin hehe, biar belajarnya semangat. Nah kalau begitu, tos! kita samaan. Gaya belajar seperti ini dinamakan gaya belajar auditori. Orang-orang yang seperti ini biasanya cenderung bosan jika belajar hanya sendiri, sunyi, sepi, ngga ada yang nyemangatin eh, hehe. Bercanda bercandaaa :))
Terus, teman-teman pasti pernah lihat, kan, ada anak yang kayaknya ngga pernah pegang buku, ngga les, ngga dengerin video bimbel juga, tapi begitu ditanya guru atau presentasi, beeh, jawabannya mastah. Sambil ngomong, sambil liat kemana-mana, dan ngga tahu aja tangannya gerak-gerak kesana kemari. Tapi seriusan, mereka ngomongnya kayak ngga mikir, kan? Nah itulah orang-orang yang punya gaya belajar kinestetik. Mereka biasanya di teori ngga jago-jago amat, tapi ketika disuruh praktikum, nilainya tertinggi. Hehe, mereka --cenderung-- menilai pengalaman lebih berharga daripada sekadar teori-teori tanpa pengaplikasian.
Nah dari ketiga gaya belajar itu, kita bisa ambil kesimpulan nih, teman-teman. Bahwasanya setiap anak cerdas dan berpotensi menjadi hebat dengan caranya masing-masing. Kita tidak bisa memaksakan bahwa kita harus ini itu supaya bisa sehebat dia.
Kemudian, dari ketiga gaya belajar yang telah disebutkan itu, sebenarnya masih ada cara belajar lainnya yang sangat mengagumkan. Ada juga anak-anak tertentu yang cara belajarnya adalah gabungan dari ketiga cara belajar di atas. Dunia itu luas, yaa.
Dan jangan lupa, jangan hanya terpatok pada satu anggapan, "Oh aku gaya belajarnya auditorial nih, jadi ngga usah nyatet." Ingat, tidak begitu, ya. Kewajiban siswa untuk belajar, mencatat, mengerjakan tugas, ulangan, dan mematuhi perintah guru adalah keharusan. Selama baik dan tidak menyimpang dari norma-norma agama, kesopanan, asusila, dan hukum, seorang guru tetap harus dihormati.
So, semangat belajarnya, dan jangan lupa berdo'a yaa.
Belajarlah, sampai kamu belajar, bahwa tidak ada kata sia-sia dalam setiap pembelajaran.
2 comments
Mba tp kalau cara belajar kita tuh ada 3 3 nya dari tahap belajar itu, tp tidak menguasai semuanya. Itu gimana mba?
ReplyDeletePelan-pelan aja hehe, bisa aja dari ketiganya itu ada satu yang paling menonjol di diri kamu. Nah, gaya belajar itu ngga sebentarbuat bisa mengidentifikasi dan mengenalinya. Untuk saat ini, saya sarankan kamu belajar senyaman kamu dulu aja, nanti juga ketemu cara belajar yang paling enak, ok ^^
ReplyDelete