Keberadaan kita di bumi selalu punya makna kok

by - August 02, 2024

Keberadaan kita di bumi, selalu punya makna kok.

Mungkin kita menganggap diri kita kecil, dengan ada atau ngga adanya kita, dunia tetap berjalan sebagaimana mestinya. Waktu tetap berputar. Semuanya akan baik-baik aja meski kita ngga ada.

Tapi, mungkin kita bisa mulai bahasan tentang makna ini dengan kisah, yap. Aku akan bercerita tentang kisahku sendiri, ahaha. Aku berasal dari keluarga medioker (biasa-biasa aja, terutama dalam hal finansial). Sempat aku mikir kalau aku underprivileged. Ngga bisa les di Ganesha Operation atau Primagama, di saat banyak banget temenku dulu les di sana. Aku pun belajar hanya mengandalkan buku warisan dari sepupuku, dan belajar sendiri di rumah lewat komputer dan Wi-Fi yang ayahku selalu teguh pendirian ngga akan dicabut, by the way saat itu kami sedang krisis keuangan.

Aku hanya punya komputer dan hp untuk menghibur diriku sendiri. Jalan-jalan berlibur terlalu mahal bagi kami. Akhirnya, aku berusaha menerima dan belajar bersyukur sampai tiba di pemahaman bahwa, ternyata punya akses internet unlimited itu anugerah banget.

1. Aku bisa dengerin lagu dan nyanyi sesukaku. Aku suka nyanyi meski suaraku ngga bagus.

2. Aku bisa belajar apa pun yang aku suka.

3. Aku bisa buat blog yang kutekuni sejak kelas 1 SMA, dan blog ini masih ada dan aktif sampai sekarang.

4. Saat sedang sedih atau stres, malam-malam aku bisa nonton kajian Ustadz Hanan Attaki, Ustadz Adi Hidayat, full 1 jam tanpa harus mikir kuota habis.

Komputer dan Wi-Fi yang ayahku selalu pertahankan, berandil banyak dalam kemajuan menulisku. Untuk blog, telah mencapai 11 ribu lebih views. Bukan angka yang wow, tapi menurutku ini sebuah perkembangan.

Di samping itu, kadang-kadang, aku sedih karena aku punya penyakit yang menurutku sulit banget untuk aku terima, bipolar disorder. Uang keluargaku banyak habis untuk aku rawat inap, rawat jalan, dan menebus obat tiap bulan. Yap, seperti yang kalian tahu, hal terberat ketika kita punya mental illness selain keuangan adalah, "ngga semua orang di hidup kita, sama kayak dulu."

Namun, blog membantuku bangkit, aku merasa punya wadah untuk mengeluarkan keresahan, emosi yang sulit diungkapkan, dan pikiran-pikiran random-ku. Alhamdulillah-nya lagi, aku dapat banyak teman dari sini. Ada beberapa orang yang tertarik untuk belajar nge-blog bareng juga.

Saat kelas 1 SMA, tujuanku nulis blog adalah, "dapat uang dan pamer prestasi." (yap, benar, niat awal dan tujuan yang salah). Saat itu aku anak olimpiade, 2 tahun ikut Olimpiade Sains Biologi, dan biar keliatan keren, aku isi blogku di awal dengan materi biologi.

Makna yang dari tadi aku ingin sampaikan, bahwa setiap dari kita pasti bermakna di dunia ini, adalah: teman lamaku awal bulan kemarin menghubungiku, dia bercerita ingin membuat media pembelajaran berbasis website untuk tugas akhirnya. Dia bilang kalau, "tiba-tiba kepikiran kamu."

Berdiskusi banyak (kami melalui banyak trial and error), plus aku pun jadi belajar banyak juga karena ya selama ini skill-ku kupikir masih rata-rata.

Namun, ilmu yang Allah titipkan lewat aku ternyata bisa membantu temanku. Website miliknya sudah jadi, tentu dia semua yang mengerjakan, aku hanya bantu ajarin di awal aja, dan masya Allah, tugasnya di-acc, berhasil sempro, dan tinggal melakukan penelitan. Congrats, temanku!

Ada cerita lain, aku punya sahabat, dia sering dikucilkan di lingkungannya, bahkan sempat dapat ucapan, "anak autis", tentu, sebenarnya dia bukan anak autis. 

Namun, sahabatku menemaniku dalam proses terapi rawat jalanku. Dia sering menjenguk, membawa buah, makanan, hadiah, apa pun, sampai aku bisa mengajar pun, awalnya karena melamar kerja bersama-sama dengannya.

Sekarang, dia yang disebut dengan sebutan tidak pantas itu, "anak autis" itu, selangkah lagi menuju wisuda, tugas akhirnya mendapat revisi hanya sedikit sekali, dan katanya, "aku ngga nyangka, padahal banyak temanku justru revisiannya banyak banget sampai harus ganti metode." Masya Allah sekali, kan.

Dia bermakna sekali dalam proses pengobatanku, dan dia menjadi versi terbaik dirinya.

Ada banyak kisah orang-orang lain yang telah kudengar sendiri. Dan banyak sekali kisah-kisah mereka yang membuatku kagum. Oleh karenanya, siapa pun kalian yang sedang membaca ini, aku harap kalian percaya bahwa kalian hebat, kalian bermakna, kalian bisa bersinar, dan kalian sangat keren!

Kata Kak Stef, perempuan di balik @katapuan dan Podcast Suara Puan, begini, "Mungkin kita merasa diri kita tidak bercahaya karena kita selalu berada di tempat yang orang-orangnya sangat bersinar. Coba sesekali kunjungi tempat yang redup, agar kita merasa bahwa diri kita sebenarnya punya cahayanya sendiri."


You May Also Like

0 comments