Nyatanya Kamu Hanya Perlu Rehat Sejenak

by - October 26, 2020

Tulisan ini saya dedikasikan untuk diri saya sendiri, dan semoga bermanfaat kiranya apabila ada yang perasaannya terwakili.

Iq, nyatanya kamu hanya perlu rehat sejenak. Tidur barang satu jam sepulang kerja. Makan semangkuk mi ayam dan minum coklat hangat. Sungguh benar-benar tertidur sampai kamu lupa beban di punggung. Kasihan, selama seminggu ragamu sudah terlampau lelah. Sempatkan barang satu jam untuk menyayanginya.

Iq, nyatanya kamu hanya perlu rehat sejenak. Mendengar lagu-lagu Fiersa Besari, atau Budi Doremi, atau Sheila on Seven agar kembali bersemangat. Membaca novel untuk memanjakan hati dan mata. Bukannya bagi seorang pendiam, berada sendirian saja adalah charger energi? Sesuatu yang sama sekali bukan sia-sia.

Iq, nyatanya kamu hanya perlu rehat sejenak. Pikiranmu jangan sering-sering gaduh. Takutnya besok-besok meledak, dan kamu perlu lebih banyak obat lagi untuk menyembuhkan. Tidak apalah sekali-kali berkhayal, menjadi Lail yang begitu disayangi Soke Bahtera, menjadi Ana Tidae yang meruntuhkan keras kepala Juang Astrajingga. Bayangkan bahwa kamu dicintai oleh seseorang yang sangat kamu cintai. Setidaknya dengan begitu pikiranmu tidak lelah memikirkan masalah saja.

Iq, nyatanya kamu hanya perlu rehat sejenak. Pergi ke suatu tempat di mana hanya kamu dan keheningan yang ada di sana. Membuat puisi. Lalu membacakannya pelan-pelan di tengah sejuk udara. Anggaplah kamu pemuisi paling handal. Anggaplah kata-katamu adalah penghipnotis paling ampuh. Sesekali orang yang suka membaca perlu menulis juga. Agar hidup tidak selalu tentang mereka. Kamu pun juga boleh jadi pemeran utama.

Iq, tidak apa-apa kalau kamu ingin berteriak. Ingin sehari saja tidak peduli perasaan siapa-siapa kecuali perasaanmu. Kata teman sebangkumu itu tidak egois sama sekali. Dia bilang, ada kalanya kita perlu melepas emosi kita dan itu boleh saja. Lagi pula, kamu manusia yang sama dengan yang lainnya. Sesekali wajar saja mengeluh, rapuh, mengaduh.

Iq, Allah selalu bersama hamba-Nya yang bersedih. Hamba-Nya yang lalu bersimpuh di atas sajadah sambil memohon dilepaskan dari jerat masalah. Tapi, pernahkah kamu dengar perkataan bijak yang bunyinya begini, ketika berdo'a, jangan minta agar bebanmu diringankan, tapi mintalah pundak yang lebih kuat untuk memikulnya. Maka, dengan begitu, kamu akan yakin bahwa kamu orang yang akan senantiasa dikuatkan.

Sudah, cukup, istirahatlah, semoga tulisan ini akan menyemangatimu saat mungkin esok jatuh lagi. Pelukan teerat dariku untukmu. 

You May Also Like

0 comments