Mengenal Lumut (Bryophyta)
Teman-teman, kalian pasti sering melihat lumut, kan? Ya, organisme ini banyak ditemukan di batu-batuan, batang pohon, di dinding tua, sampai di perairan. Lumut merupakan organisme yang kosmopolit, artinya dia bisa hidup di mana-mana. Pernah dengar tidak, kalau lumut itu termasuk organisme perintis? Ya, selain lichen, lumut juga merupakan organisme pionir setelah terjadinya suksesi primer. Suksesi adalah perubahan suatu komunitas secara bertahap. Contohnya setelah runtuhnya gletser, letusan gunung berapi, tanah longsor, kebakaran hutan, dan sebagainya. Setelah terjadinya letusan gunung berapi, tidak ada organisme yang dapat hidup di tempat yang terkena material letusan karena kondisinya yang sangat ekstrem. Nah, lumut dan lichen inilah yang mengawali kehidupan disana. Mereka tumbuh pertama kali sebagai perintis kehidupan organisme lainnya. Organisme perintis ini mengadakan pelapukan pada permukaan lahan sehingga terbentuk tanah sederhana. Ketika tanah sudah mulai terbentuk, tumbuhan-tumbuhan seperti rumput, semak, dan pohon bertunas mulai bermunculan.
Lumut atau Bryophyta termasuk dalam kingdom plantae karena dia mampu berfotosintesis untuk menghasilkan makanannya sendiri. Organisme ini dinamakan organisme autotrof (ingat auto=sendiri). Lumut merupakan tumbuhan peralihan antara Thallophyta dan Cormophyta. Thallophyta (tumbuhan bertalus) adalah tumbuhan yang akar, batang, dan daunnya tidak dapat dibedakan. Sedangkan Cormophyta (tumbuhan berkormus) adalah tumbuhan yang akar, batang, dan daunnya sudah dapat dibedakan (sejati).
Divisi Bryophyta memiliki satu ciri khusus yaitu adanya metagenesis atau pergiliran keturunan. Pergiliran keturunan ini terjadi dalam dua generasi yaitu gametofit dan sporofit. Cukup diingat saja bahwa gametofit berasal dari kata gamet yang artinya sel kelamin dan sporofit yang berasal dari kata spora. Pada lumut, fase gametofit lebih dominan dibandingkan fase sporofit.
Gametofit merupakan fase dimana lumut menjadi organisme yang mampu menghasilkan sel gamet yaitu spermatozoid pada anteridium (jantan) dan ovum pada arkegonium (betina). Kemudian pada sel-sel gamet yang haploid (n) terjadi fertilisasi (pembuahan) membentuk zigot yang diploid (2n). Zigot tersebut kemudian tumbuh menjadi embrio dan individu lumut sporofit. Lumut sporofit memiliki sporogonium atau kantong spora berisi spora-spora yang haploid (n) karena telah terjadi pembelahan meiosis. Nantinya, jika spora tersebut lepas dan jatuh di tempat yang sesuai dengan habitat lumut, spora akan tumbuh menjadi protonema. Protonema ini kemudian tumbuh menjadi lumut gametofit. Begitu seterusnya.
Lumut (Bryophyta) merupakan divisi dari kingdom plantae yang masih sangat sederhana. Selain tidak memiliki akar, batang, dan daun sejati, lumut juga tidak memiliki pembuluh angkut (pembuluh vaskuler) yaitu xilem dan floem. Jadi, transportasi air dilakukan dengan cara difusi air antar sel. Air diserap dari rizoid (struktur semacam akar) kemudian masuk dan menyebar antara satu sel dengan sel lainnya.
Referensi :
TOBI. Biologi untuk SMA
Sati. 2015. Siap Jadi Juara OSN biologi
Aprilia, Femi. 2017. Langkah Menuju Olimpiade Biologi
MGMP Biologi Cilacap. Biologi Peminatan
Gambar :
https://www.google.co.id/search?q=daur+hidup+lumut&oq=daur&aqs=chrome.1.69i57j35i39j0l2.1714j0j4&client=ms-android-xiaomi&sourceid=chrome-mobile&ie=UTF-8#imgrc=KIRzhgP4bbw0RM:
4 comments
Terus berkarya kak👍👍👍
ReplyDeleteterima kasih ya, terus berkarya jugaa :)))
DeleteWah, good job iq❤️
ReplyDeletemakasih hehe <3
Delete