Kontemplasi
Sepertinya kita semua punya doa-doa yang luar biasa indah. Doa-doa yang terlantun sederhana, sesekali sambil sesenggukan, sesekali bahkan seolah terasa tidak bisa diungkapkan; tapi mereka ada. Doa-doa yang indah itu ada.
-
Pintu-pintu tertutup. Malam sudah gelap sekali. Suara kendaraan sudah mulai tidak terdengar lagi. Kamu di kamarmu. Saya di kamar saya. Mereka di kamarnya. Sama-sama belum terpejam.
Entah kenapa, waktu malam tenang sekali untuk melakukan refleksi. Berkontemplasi. Biasanya pikiran kita berisik. Tapi malam ini, kita bertekad untuk menyudahi riuh kepala kita yang kemarin-kemarin.
Bertahap. Setahap demi setahap.
Kamu tahu bahwa pikiran yang riuh tidak bisa satu hari redam seketika. Saya tahu bahwa ini jam-jam rutin overthinking, tapi saya juga sadar, pelan-pelan ingin untuk tidak berlebihan. Mereka pun sama, sama-sama struggling untuk lebih bijak mengelola pikiran: yang pada dasarnya sepertinya memang bisa dikelola.
Tiba-tiba, dari kamar kita masing-masing, kita bersamaan membuka handphone. Melihat menu status WhatsApp. Melihat fragmen perjalanan kita dan teman-teman 24 jam terakhir. Begitu beragamnya.
Scrolling, scrolling, dan scrolling, hingga ...
tiba di salah satu status teman kita. Status berisi sepotong video kajian. Status dakwah.
Barangkali status yang kamu lihat tidak sama isinya dengan status yang saya lihat, begitu pun dengan status di handphone mereka.
Status di handphone-mu: Ajakan untuk istiqamah. Konsisten dengan amal dan kerja-kerja baikmu.
Status di handphone saya: Nasihat untuk bersabar dan ikhlas menerima. Bahwa saya bisa. Saya sanggup.
Status di handphone mereka: Seruan bersemangat. Bahwa mereka dipercayai untuk bisa berproses dan bergerak.
Status-status yang indah. Dan hal lebih indahnya lagi: jari kita digulirkan begitu saja untuk sampai menerima status-status indah itu.
Kita terdiam dengan handphone masing-masing. Terkagum dengan kekuasaan dan pengertian Allah kepada kita semua.
Kamu diajak Allah istiqamah di saat kamu sedang bosan dan jenuh-jenuhnya dengan rutinitas.
Saya diajak Allah bersabar dan ikhlas di saat saya sedang sedih-sedihnya dengan hal yang menimpa saya.
Mereka diajak Allah bersemangat karena Allah tahu, mereka bisa dan punya potensi, sehingga jika mereka bergerak, bukan mustahil ada hal luar biasa yang akan datang.
Memandang dengan penglihatan yang baik. Memahami dengan pemahaman yang baik.
Di malam ini, saya, kamu, dan mereka, merasa seperti ada cahaya. Cahaya yang menakjubkan. Kita tersadar, meletakkan handphone, berharap lagi. Berdoa lagi.
Berterima kasih.