Pengantar Menuju Jurnal Yang Sedang Ingin Dijeda
Aku kadang-kadang tidak mengerti sedang dibawa hidup ke mana. Diksi-diksi lenyap. Kata-kata kehilangan rupa. Sastra kadang-kadang menjenuhkan untuk dipelihara sampai tua hari dan usia.
Lembaran buku seperti puisi yang cantiknya hanya sekejap. Beberapa lembar terasa seperti petikan novel yang lengkap tapi hiperbola.
Aku kehilangan makna bahwa tulisan adalah anak bayi yang butuh diajari pertama kali. Butuh diingatkan sekali-kali dan butuh dididik dengan bagaimanapun cara terbaiknya.
Anak bayi menangis tapi tangisnya melegakan. Percakapan dan dongeng sebelum tidur seperti pengantar yang menuju sampai.
Aku termotivasi, tapi sesekali ingin merendahkan ekspektasi. Bukan hanya karena hal-hal terlampau tinggi, tapi agar belajar mengerti bahwa beberapa rasa dalam hidup ada yang perlu disudahi.
Mimpi-mimpi malam hari terasa seperti bianglala yang cantik ditangkap lensa kamera. Langit yang luas tidak selalu membenarkan semua mimpi. Dunia bumi menyenangkan karena manusia tidak perlu lagi terlalu jauh pergi ke mana-mana.
Hari ini aku bangkit, tapi barangkali hari lain tidak semenakutkan ini.