Membaca Saya

Akhirnya datang satu hari, kamu sadar kamu makin jauh dari doa-doa. Kamu lama tak bangun malam, menangis, lalu sujud dalam-dalam. Kamu telah jauh selama ini. Tidak ada lagi hati yang tenang, saat ruku, saat sujud, saat kamu mengangkat takbir pertama. Air mata yang rasanya ingin tumpah, sedetik selepas salam kedua, sebab ternyata kamu masih dipeluk oleh Rabbmu. Rabbmu yang tidak meninggalkanmu walau kamu jauh. Walau kamu lupa. Walau tempat menangismu bukan lagi Dia.

Akhirnya datang satu hari, dan kamu bersyukur sekali. Kembali punya kesadaran, seperti dijemput hidayah, hidayah yang kamu tahu, mahal sekali. Seperti kamu dapat petunjuk, seperti pintu hatimu diketuk. Sebuah kesadaran untuk kembali. Sebuah keinginan supaya dekat lagi kepada Rabbmu.

Bersyukurlah, menangislah, masih dipertemukan dengan hari ini. Hari yang mahal dan mewah. Hari yang mungkin tak datang seribu tahun sekali, kecuali atas kehendak Rabbmu. Sujud yang dalam, mohon ampun, buat tekad yang kuat dalam hati, kamu mau mendekat lagi.

Kamu akan membaca Kitab-Nya lagi. Dengan hati yang ikhlas, bertaqwa, hati yang penuh pengharapan. Hidupkan lagi cinta yang dulu hilang. Hidupkan lagi hari-hari yang kamu selalu membawa serta Rabbmu dalam setiap detak dan napas. 

Maka, berbahagialah, kamu masih dijumpakan dengan hari ini. Mulai saat ini, mari kembali. Mari menjalani semua demi hari yang abadi nanti. Semoga keabadian yang baik menjadi akhiratmu. Semoga. Semoga kamu dibangunkan Rabbmu istana yang megah di surga.

Jaga shalatmu.

Akhir-akhir ini saya merasa punya kesukaan yang dari dulu ngga pernah saya pikir saya bakal menyukainya. Saya tertarik belajar programming, data science, digital marketing, content creating, yup seputar begitu-begitu. Saya ngga nyangka, sebab dari dulu saya justru suka banget sama biologi dan psikologi. Yang sekarang rasa sukanya malah jauh memudar. Saya jadi belajar banyak, daftar banyak course, cari-cari referensi, baca buku, banyak.

Produktif mungkin, tapi kalau kamu main sini ke rumah saya, saya yakin kamu ngga bakal bilang saya produktif wkwk. Saya ngga bangun di jam yang pagi pagi buta banget. Pagi bangun pun lanjut rebahan sampai siang. Rebahan yang cuma scrolling instagram gitu hehe. Nanti kalau siang ada energi baru saya nulis, atau ikut kelas online, nggambar, baru deh kehidupan saya mulainya pas siang.

Kalau saya sedang semangat banget, satu hari bisa dikerjain semua tuh. Nulis naskah berlembar-lembar, itu pun masih sempat nulis blog, bikin konten, dll. Belum marathon nonton video online course, belum nanti kepengen dengerin podcast saya langsung dengerin banyak juga. Bukan hustle life ya. Bukan produktif juga saya pikir. Cuma ya ini pas waktunya aja. Kalau saya lagi sedih banget juga ya saya cuma tiduran. Cuma nangis. Setiap hal punya waktu, dan waktu saat ngga sedih bisa banget digunakan buat belajar hal baru.

Balik ke belajar data science, programming, dan teman-temannya itu, saya merasa saya ngga bisa dan ngga pernah tau, makanya saya mau banget tau. Dan setelah saya coba, seru ya. Kayak saya juga kan ikut online course di Google Digital Garage, nah itu ada quiz dan testnya. Kalau saya ngga bisa jawab, saya ngga bisa lanjut. Of course, mau ngga mau saya harus bisa jawab. Dan itu seru sih, belajar hal baru jadi menarik kan karena kita selalu merasa tertantang di setiap saatnya. Dan menurut saya, perasaan tertantang itu perasaan mahal sih, jarang-jarang bisa dapatnya. 

Makanya, di usia dua puluhan gini, rasanya hidup banyak banget pilihan. Saking banyaknya kita bingung. Kadang kita milih sesuatu bukan karena kita benar-benar mau. Tapi karena lihat teman kita milih itu dan dia berhasil. Tapi memilih ngga memilih apa pun kan juga bagian dari milih. Cerita panjang saya tadi tentang pilihan belajar juga bukan tujuannya biar diikuti. Percayalah, doing nothing sesekali juga perlu. Buat recharge semuanya. Ya tenaga, pikiran, waktu-waktu yang terlalu ngga terasa menyenangkan karena terlalu sibuk. Nanti kalau energi kita udah penuh lagi, doing nothing dihapus sebentar dari list, kita pilih lakuin kegiatan yang bawa kita lebih dekat ke masa depan yang cerah. Nanti saat dirasa sudah terlalu lelah, doing nothing jadi opsi lagi. 

Rutenya kan, diam-melangkah-jalan-istirahat-lari-jalan-istirahat-jalan lagi-lari lagi-dan semoga sampai.