Kereta yang Bagus akan Datang
Kereta yang bagus akan datang ... kereta yang bagus akan datang ...
Di stasiun, aku menunggumu dengan debar yang tak sebentar. Halaman-halaman buku kubalik, botol minum berulang kali kubuka-tutup walau tak haus. Menunggumu ternyata semenegangkan itu. Mungkin di perjalanan sana, kau bahkan tak merasakan apa pun. Bertemu denganku mungkin hal biasa dan paling wajar sedunia. Kesan-kesan yang akan datang bukanlah sesuatu yang besar, lebih-lebih luar biasa.
Tinggal, hidup, di dalam tangan-tangan yang menggenggam jemarinya satu sama lain--demi menghindari cemas-- adalah hidup yang tidak enak dijalani. Seluruh hari adalah persiapan menerima. Seluruh menit bak diam beku di lemari es. Aku ternyata diputar-putar waktu berada di dalamnya, tergerus, ditumbuk-tumbuk, hancur, sangat tidak karuan. Kamu, mesin penggiling yang tak berhenti bekerja; seluruh waktumu adalah pekerjaan menghancurkanku.
Walau demikian, menunggu punya harapan yang bersiap terbang. Mungkin di kepalamu, ia seperti burung yang tidak punya tujuan. Burung yang cuma terbang karena ia bosan, suntuk sekali dengan kehidupan. Sedang bagiku, menunggu mengurangi banyak beban pikiran, dan menggantinya dengan kecemasan-kecemasan baru. Bukan, bukan, kecemasan bukan beban, kecemasan adalah tanda bahwa kau punya otak.
Sayangnya, meski begitu luar biasa, otak kita jugalah terbatas. Tidak punya kapasitas, memprediksi masa depan, lupa dengan masa lalu. Cuma bisa dipakai untuk merancang hari ini. Dan ya, meskipun terbatas, semoga kita mencintainya. Merawatnya, sebagai aset yang kalau-kalau kita tak punya, atau berkurang fungsinya, kita jadi tak berharga. Berpikirlah maka kamu ada. Dan ada-lah, lalu kamu berpikir. Berpikir banyak hari-hari ini jadi mudah. Banyak hal dapat dipilih mana yang paling mencemaskan. Setiap inci di bumi, berpotensi jadi bahan pikiran, renungan, yang tergantung sudut pandang kita, akan menenangkan, atau mengganggu di malam-malam.
Baiklah, dan kecemasan yang kupilih, adalah membayangkan bahwa suatu hari akan terjadi, dan kamu tidak lagi jadi teman buat lalui. Suatu hari terjadi, tapi kita bukan dua lagi. Satu hari terjadi, dan aku juga kamu hanya begini-begini. Tidak apa-apa, di stasiun ini, kereta tak cuma satu. Kamu tidak hanya bepergian dengan kereta yang itu-itu saja. Kebosanan selalu mengalihkan kita kepada hal yang baru. Tenang saja, menunggumu aku mau. Tenang saja, kamu akan datang dengan kereta yang bagus.
Kereta yang bagus akan datang.
0 comments